23.05
Si Hitam Pemalas
Cerpen Anak : Retno Wi
“Ayo, bangun Hitam. Semua ayam sudah keluar kandang.” Si Hitam tetap pulas. Seolah tak ada siapapun di dekatnya.
Dengan sedikit jengkel Si Lurik menarik-narik sayap Si Hitam.
“Ayo, Hitam. Subuh sudah lewat. Ayo bangun.”.
“Uaa…aghh! Ada apa sih?” Tanya Si Hitam dengan mata masih terpejam.
“Hari sudah pagi. Kau bisa kehabisan makanan nanti .”
“Aah… malas. Aku masih ngantuk. Lagian aku tidak akan kehabisan makanan. Pak Tani sedang panen, pasti akan menjemur padi-padinya hari ini.” Kembali Si Hitam meletakkan kepalanya ke tumpukan jerami. Zzz….zzz…..zzz…. Si Lurik yang benar-benar sebal langsung keluar meninggalkan Si Hitam yang memang pemalas ...
Kukuruyuuu…uk!
Kukuruyuuu…uk!
Si Jago Putih berkokok keras. Suaranya memanjang, menembus butanya pagi yang dingin. Gaungnya memanggil fajar yang sebentar lagi muncul menggantikan gelap. Ini adalah tugasnya sehari-hari sebagai pimpinan kandang. Berkokok menjelang fajar untuk membangunkan semua penghuni. Suasana kandang yang senyap langsung riuh. Beberapa induk ayam mulai membangunkan anak-anaknya.
Kukuruyuuu….uk!
Kukuruyuuu…uk!
“Ayo, Bangun! Bangun!” Si Lurik berkokok, membangunkan anak-anaknya yang pulas terlelap.
“Aahh…! Sudah pagi ya?” dengan mata setengah terpejam, anak Si Lurik menguap lebar.
“Sebentar lagi fajar akan datang dan cakrawala muncul dari timur. Artinya rejeki kita juga akan datang.”
Beberapa anak ayam itu pun menggeliat dan memicingkan mata.
Kukuruyuuu….uk!
Kukuruyuuu….uk!
Si Jago Putih berkokok lagi. Kali ini anak-anak si Lurik berdiri.
“Ayo cepat. Jangan sampai kita bangun setelah terbit matahari.” Si Lurik berkeliling kandang membangunkan ayam-ayam yang lain.
Satu per satu ayam-ayam mulai keluar, meninggalkan kandang yang pengap, menyambut fajar yang belum muncul. Si Lurik memperhatikan semua ayam-ayam yang keluar.
“Uugh!… download cerpen lengkap
Label:
Cerpen Anak
|
This entry was posted on 23.05
and is filed under
Cerpen Anak
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
2 komentar:
Si hitam perilakunya terlalu cepat berubah. Peristiwa latar belakang perubahannya kurang dramatis dikit. Tapi dah oke lho
:) iya mungkin. Terima kasih masukannya buat Istana Cerpen. Karakter si hitam perlu diperkuat.
Posting Komentar